Sebuah kecelakaan kereta kembali terjadi Sabtu kemarin di Pemalang, Jawa Tengah menewaskan sedikitnya 36 orang. Disamping itu sekitar 40 orang diberitakan mengalami luka-luka, baik ringan maupun parah dan hingga kini masih dirawat di rumah sakit setempat.
Kecelakaan tersebut tepatnya terjadi menjelang subuh sekitar pukul 03.00 WIB (20.00 GMT hari Jumat), ketika KA berkecepatan tinggi, Argo Anggrek dari Jakarta tujuan Surabaya memasuki stasiun Petarukan, Pemalang dan menabrak rangkaian gerbong belakang KA Senja Utama yang akan menuju Semarang.
Saat kecelakaan terjadi, banyak mayat yang terlihat terjebak di dalam gerbong, meskipun kini semuanya telah dievakuasi.
Menurut keterangan pejabat terkait, alasan yang paling memungkinkan untuk kecelakaan tersebut adalah
kesalahan sinyal.
Tapi wartawan BBC di Jakarta, Karishma Vaswani melaporkan kecelakaan kereta api yang masih umum terjadi di Indonesia memang sering dikatakan oleh pejabat terkait sebagai kesalahan manusia, kereta api kurang terpelihara atau kurangnya investasi dalam infrastruktur rel.
Salah satu saksi hidup yang waktu itu berada di stasiun Petarukan mengatakan kepada AFP "Tiba-tiba saya mendengar tabrakan keras dan suara tangis para penumpang, kemudian saya melihat para penumpang berhamburan keluar dari dalam kereta."
Salah satu penumpang kereta Senja Utama juga mengatakan kepada AFP: "Saat kejadian, semua benar-benar menakutkan. Saat saya keluar dari kereta, saya melihat gerbong belakang telah hancur."
Juru bicara Polri, Iskandar Hasan mengatakan: "Penyebab kecelakaan hingga saat ini diduga karena kesalahan sistem manajemen lalu lintas."
Juru bicara Kementerian Transportasi, Bambang Ervan menambahkan: "Pihak kami masih memeriksa apakah sinyal dari KA Senja Utama bekerja dengan baik."
Kecelakaan tersebut tepatnya terjadi menjelang subuh sekitar pukul 03.00 WIB (20.00 GMT hari Jumat), ketika KA berkecepatan tinggi, Argo Anggrek dari Jakarta tujuan Surabaya memasuki stasiun Petarukan, Pemalang dan menabrak rangkaian gerbong belakang KA Senja Utama yang akan menuju Semarang.
Saat kecelakaan terjadi, banyak mayat yang terlihat terjebak di dalam gerbong, meskipun kini semuanya telah dievakuasi.
Menurut keterangan pejabat terkait, alasan yang paling memungkinkan untuk kecelakaan tersebut adalah
kesalahan sinyal.
Tapi wartawan BBC di Jakarta, Karishma Vaswani melaporkan kecelakaan kereta api yang masih umum terjadi di Indonesia memang sering dikatakan oleh pejabat terkait sebagai kesalahan manusia, kereta api kurang terpelihara atau kurangnya investasi dalam infrastruktur rel.
Salah satu saksi hidup yang waktu itu berada di stasiun Petarukan mengatakan kepada AFP "Tiba-tiba saya mendengar tabrakan keras dan suara tangis para penumpang, kemudian saya melihat para penumpang berhamburan keluar dari dalam kereta."
Salah satu penumpang kereta Senja Utama juga mengatakan kepada AFP: "Saat kejadian, semua benar-benar menakutkan. Saat saya keluar dari kereta, saya melihat gerbong belakang telah hancur."
Juru bicara Polri, Iskandar Hasan mengatakan: "Penyebab kecelakaan hingga saat ini diduga karena kesalahan sistem manajemen lalu lintas."
Juru bicara Kementerian Transportasi, Bambang Ervan menambahkan: "Pihak kami masih memeriksa apakah sinyal dari KA Senja Utama bekerja dengan baik."
Sumber: www.muslimdaily.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar